Mungkin tidak banyak kita dan juga teman-teman Tionghoa membaca buku Sun Tzu berjudul “Seni Perang”, namun strategi yang diuraikan dalam buku tersebut dijiwai banyak Tionghoa.
Sun Tzu adalah nama seorang panglima perang yang hidup di Tiongkok kira-kira 500 tahun SM, atau 2500-an tahun lalu. Buku ini ditulisnya terdiri atas 13 bab, membahas mulai dari perencanaan, perbekalan, taktik strategi memenangkan perang, hingga pemanfaatan mata-mata.
Dalam perencanaan misalnya, Sun Tzu mangajarkan bahwa taktik perang disusun atas dasar “pengelabuan”. Simak :
- Jika lawan kuat di segala posisi, bersiap-siaplah menghadapinya.
- Jika Lawan lebih kuat menghindarlah.
- Jika lawan punya sifat lekas amarah bangkitkanlah.
- Jika lawan diketahui ingin santai, jangan biarkan dia beristirahat
- Jika pasukan lawan berkumpul dalam satu kelompok, carilah akal mencerai-beraikan mereka.
- Jika lawan sedang waspada, berpura-puralah lemah.
- Pemenang perang adalah pasukan yang panglimanya membuat paling banyak perancanaan dalam kemah sebelum berperang, dan pasukan kalah karena panglimanya kurang membuat perencanaan.
Apa yang baru dijabarkan diatas, jelas, membimbing kita bagaimana mempersiapkan diri menghadapi persaingan pada zaman modern ini.
Sun Tzu juga mengingatkan agar kita berkonsolidasi, caranya harus elegan, sehingga membuat musuh memperhitungkan kita tangguh.
Semua anggota pasukan harus bangga dan menjunjung symbol-simbol persatuan yg dipertontonkan dengan mencolok. “Tabulah gendering dan kibarkanlah panji tinggi-tinggi!” demi memberi semangat kepada pasukan.
Lihatlah bagaimana taktik ini juga dibawa dan dicontoh para Tionghoa hari ini.
Toko kecil pun sering dipermak agar kelihatan besar. Ruang toko sebetulnya kecil, tapi tengoklah papan nama raksasa yag dibangun di depan toko. Taktik ini bertujuan membuat lawan risau.
Hindarilah menyerang pada saat pasukan musuh menyala-nyala, melainkan seranglah di waktu mereka lengah.
Umumnya Tionghoa tidak berlomba adu agresif dengan lawan bisnisnya, namun perlahan-lahan menyusun kekuatan dan mengumpulkan tenaga untuk kemudian baru unjuk gigi saat lawan kekurangan nafas….
Dari buku :Kaya ala Tionghoa (Lie Charlie)
Bagaimana cara anda berperang dalam mengarungi kehidupan ini?????
Minggu, 09 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Mungkin sekarang karyanya sun tzu ini, lebih dikenal dengan reverse phycological war kali yaa...
gue setuju banget sama caranya sun tzu ini yang memnag membuktikan otak jauh lebih penting dari otot..
jadi buat apa kerja cape-2, mending sekarang yooo..kita work smart not work hard, biar lebih banyak waktu buat keluarga
and banyak duit buat dibuang-buang.. :-)
Posting Komentar